Traning Need Analysis PC IPNU IPPNU Magetan
"Minat Pendidikan, Pandangan Karir & Manajemen Keuangan"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Training Needs Analysis (TNA) menjadi instrumen strategis dalam mengungkap kebutuhan khusus Generasi Z, terutama di bidang pendidikan, karier, dan manajemen keuangan. Melalui TNA, organisasi atau lembaga dapat memetakan keterampilan yang dibutuhkan generasi ini dan merancang program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan mereka. TNA memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebutuhan mereka akan pendidikan, pengembangan karier, serta wawasan keuangan yang memadai, sehingga program yang disusun dapat menjadi lebih efektif dalam memfasilitasi pengembangan potensi mereka secara optimal.
Laporan ini bertujuan untuk mengulas perilaku, kebutuhan, serta harapan Gen Z dalam ketiga aspek utama tersebut. Dengan landasan ini, diharapkan tersusun rekomendasi program yang selaras dengan kebutuhan mereka, guna memperkuat kemampuan profesional, kesiapan menghadapi dunia kerja, serta kemampuan pengelolaan finansial yang penting dalam mencapai kemandirian di masa depan.
B. Sasaran
Adapun sasaran Training Needs Analysis (TNA) ini adalah anggota IPNU di tingkat Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) di kabupaten Magetan. Pelajar ini dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang dan berperan aktif di lingkungannya. Namun, banyak tantangan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali kebutuhan secara langsung agar program pelatihan yang disusun dapat relevan dan sesuai dengan kondisi serta harapan mereka.
C. Metode
Dalam pelaksanaan Training Needs Analysis (TNA) ini, metode yang digunakan adalah field research dengan kuesioner sebagai instrumen utama untuk pengumpulan data. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang melibatkan pemberian serangkaian pertanyaan tertulis kepada para responden. Pertanyaan dalam kuisioner ini disusun dengan cermat agar relevan dengan tujuan TNA, mencakup preferensi jenis pelatihan, pengembangan keterampilan, serta manajemen keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Survei Perilaku Gen Z
1. Minat Pendidikan
Berdasarkan hasil survey terkait minat pendidikan gen Z di kabupaten Magetan, terbukti bahwa hampir keseluruhan responden menyatakan bahwasanya pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Disimpulkan bahwasanya pendidikan bukan hanya tentang transfer knowledge tapi juga tentang pembentkan karakter, pembinaan soft skill dan hard skill serta sebagai investasi jangka panjang untuk kebutuhan pribadi dan masyarakat.
Gambar. 1.1 Jenjang Pendidikan
Namun, hasil survey menunjukkan bahwasanya 62,7% responden menyelesaikan jenjang terakhir pendidikan formal di bangku SMA. Dan sebagian besar 31,4% menyelesaikan jenjang pendidikan terakhirnya di S1. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada minat besar terhadap pendidikan, sebagian besar individu belum melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi. Adapun hasil tersebut menyatakan bahwa ketertarikan Gen Z terhadap dunia pendidikan ditunjang dengan adanya program yang mampu menunjang kemampuan masing – masing individu. Selain itu, beberapa responden juga mengharapkan adanya bentuk kolaborasi atau MoU dengan pihak yang dirasa cukup berpengaruh dalam menunjang pendidikan seperti bantuan finansial beasiswa, pelatihan skill dan proyeksi terhadap dunia kerja.
2. Pandangan Karir
Berdasarkan hasil survey terkait peran karir bagi Gen Z di Kabupaten Magetan, terbukti bahwasanya 74,5% responden menyatakan karir memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, karir yang mapan juga mampu menunjang kemampuan personal sekaligus memperluas jaringan untuk memenuhi beberapa aspek kehidupan, khususnya pada ekonomi.
Gambar 1.2. Peran Karir
Kedudukan karir bagi Gen Z memiliki peran yang signifikan, hal ini tentu menjadi poin pent ing yang harus diperhatikan karena adanya jenjang karir yang mapan akan berpengaruh bagi stabilitas kehidupan. Tidak sedikit responden menyatakan bahwa pendidikan dan organisasi memiliki korelasi yang cukup berpengaruh dalam menunjang karir mereka. Mereka berharap adanya edukasi persiapan kerja, program pelatihan yang menunjang dunia kerja serta pendidikan dengan prospek kerja yang jelas.
3. Pengelolaan Keuangan
Berdasarkan hasil survey terkait manajemen keuangan Gen Z di kabupaten Magetan, terbukti bahwasanya 72,5% pengelolaan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur kebutuhan dan pengeluaran. Sehingga dalam hal ini 88,23% menyatakan bahwa pengeluaran disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan atau kebutuhan primer-lah yang paling diutamakan. Sebab dalam jangka panjang, manajemen keuangan yang baik akan membantu dalam menyiapkan dan memudahkan keberlangsungan hidup sekaligus sebagai investasi masa depan.
Gambar 1.3 Sumber Pendapatan
Berdasarkan hasil survei, tampak bahwa sumber pendapatan generasi muda masih terbagi dengan signifikan. Sebanyak 37,3% responden menunjukkan bahwa mereka telah memiliki kemandirian finansial dengan bekerja secara mandiri. Hal ini mencerminkan semangat untuk mandiri dalam pengelolaan keuangan. Namun, sekitar 31,4% responden masih bergantung pada orang tua, menunjukkan adanya ketergantungan yang dapat menghambat pengalaman dalam mengelola keuangan sendiri. Sementara itu, 27,5% lainnya mengombinasikan penghasilan dari pekerjaan dan bantuan orang tua, yang menunjukkan adanya upaya untuk membangun kemandirian finansial secara bertahap.
B. Pengolahan dan Intepretasi Data
Data survei ini dikumpulkan dengan metode kuesioner yang mencakup sejumlah pertanyaan terkait minat pendidikan, pandangan karir serta manajemen keungan yang ditempuh oleh Gen Z di Kabupaten Magetan. Responden memberikan jawaban atas setiap pertanyaan, yang kemudian diolah menjadi persentase untuk memahami tren umum dan perbandingan antar-responden.
1. Minat Pendidikan
Tingginya angka responden yang menyatakan pentingnya pendidikan menunjukkan bahwa Gen Z memiliki pemahaman yang kuat tentang pendidikan sebagai investasi jangka panjang. Bukan sekadar pengetahuan, mereka memandang pendidikan sebagai wadah untuk pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan, baik soft skill maupun hard skill. Ini mencerminkan kebutuhan pendidikan yang tidak hanya formal tetapi juga mampu mendukung kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
Meskipun banyak yang menyadari pentingnya pendidikan, hanya 31,4% yang telah menempuh pendidikan tinggi. Fakta bahwa 62,7% berhenti pada jenjang SMA bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterbatasan ekonomi, kurangnya akses pendidikan tinggi, atau minimnya informasi mengenai bantuan pendidikan yang tersedia. Responden juga menunjukkan minat terhadap program yang dapat mendukung pendidikan mereka, seperti bantuan finansial, pelatihan keterampilan, dan MoU dengan pihak eksternal yang dapat membantu. Hal ini mengindikasikan bahwa Gen Z di Magetan membutuhkan kolaborasi antara institusi pendidikan dan pihak eksternal, seperti pemberi beasiswa, lembaga pelatihan, dan perusahaan, untuk menciptakan peluang yang lebih besar dalam peningkatan keterampilan dan kesiapan kerja.
Data ini mengindikasikan bahwa meskipun ada pemahaman yang tinggi akan pentingnya pendidikan, terdapat kebutuhan akan program pendukung yang dapat mengatasi hambatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Dukungan dalam bentuk kolaborasi, seperti pemberian beasiswa dan pelatihan keterampilan, akan sangat membantu meningkatkan ketertarikan dan kemampuan Gen Z di Magetan untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi.
2. Pandangan Karir
Sebanyak 74,5% responden menyatakan bahwa karir memiliki peran sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tingginya persentase ini menunjukkan bahwa Gen Z di Kabupaten Magetan sangat memprioritaskan karir sebagai bagian utama dari kehidupan mereka. Karir dianggap sebagai fondasi untuk mencapai kestabilan ekonomi, mengembangkan kemampuan personal, serta memperluas jaringan sosial. Sehingga Gen Z melihat karir yang mapan bukan hanya sebagai sumber penghasilan, tetapi juga sebagai sarana peningkatan kemampuan personal dan perluasan jaringan yang mencakup beberapa aspek kehidupan.
Karir mapan dipandang berperan penting untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan sosial. Gen Z di Kabupaten Magetan menilai jenjang karir yang baik berperan besar dalam mendukung kehidupan mereka, baik secara finansial maupun sosial. Hal ini menekankan pentingnya memiliki jalur karir yang stabil sebagai landasan kehidupan yang sejahtera. Selain itu, banyak responden menyatakan bahwa pendidikan dan pengalaman berorganisasi berperan penting dalam menunjang karir mereka. pendidikan formal dan kegiatan berorganisasi memiliki dampak signifikan terhadap kesiapan Gen Z untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan memberikan bekal ilmu, sementara organisasi melatih soft skill seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan teamwork. Hal ini mencerminkan kebutuhan akan sinergi antara pendidikan dan kegiatan pengembangan diri dalam rangka mempersiapkan Gen Z menghadapi persaingan karir.
Dalam hal ini, responden berharap adanya program edukasi persiapan kerja, pelatihan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, serta pendidikan yang memiliki prospek kerja jelas. Tuntutan akan program pelatihan dan edukasi terkait karir menunjukkan bahwa Gen Z menyadari pentingnya keterampilan praktis dalam dunia kerja. Adanya pelatihan yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja dapat membantu mereka mengasah kemampuan yang relevan dan memperbesar peluang sukses dalam berkarir.
Beberapa karir yang dianggap cocok oleh responden Gen Z meliputi pebisnis/pengusaha, content creator, serta pekerjaan di bidang teknologi digital yang dapat diakses dengan mudah. Minat terhadap karir yang bersifat independen dan berbasis teknologi menunjukkan bahwa Gen Z di Kabupaten Magetan cenderung memilih jalur karir yang fleksibel, kreatif, dan berorientasi pada teknologi. Pekerjaan seperti menjadi pengusaha atau content creator memberikan kebebasan dalam berkarya, sementara pekerjaan di bidang teknologi digital menawarkan akses serta prospek yang cerah di masa depan.
3. Pengelolaan Keuangan
Sebanyak 72,5% responden menyatakan bahwa pengelolaan keuangan berperan sangat penting dalam mengatur kebutuhan dan pengeluaran. Hal ni menunjukkan kesadaran yang cukup tinggi di kalangan Gen Z di Magetan terhadap pentingnya manajemen keuangan. Generasi ini tampaknya memiliki pemahaman bahwa dengan manajemen keuangan yang baik, mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih terstruktur dan terencana, menghindari konsumsi yang berlebihan atau pengeluaran yang tidak penting. Sebanyak 88,23% responden menyatakan bahwa mereka mengutamakan pengeluaran berdasarkan skala prioritas, khususnya kebutuhan primer. Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar Gen Z di Magetan memiliki kesadaran untuk mengutamakan kebutuhan primer, seperti kesehatan, pendidikan dan lain – lain. Hal ini merupakan indikator kedewasaan dalam pengambilan keputusan finansial, yang berpotensi meningkatkan stabilitas keuangan jangka panjang.
Adapun terdapat variasi dalam sumber pendapatan di kalangan Gen Z, dengan sebagian besar (37,3%) sudah memiliki kemandirian finansial. Hal ini mencerminkan semangat untuk berusaha mandiri secara finansial, yang penting untuk pembentukan karakter dan pengalaman hidup. Namun, terdapat sekitar sepertiga responden yang masih bergantung pada orang tua, menunjukkan masih adanya ketergantungan yang mungkin dapat menghambat pengembangan kemandirian finansial. Sedangkan 27,5% lainnya sudah mulai membangun kemandirian finansial secara bertahap dengan menggabungkan penghasilan pribadi dan bantuan orang tua, yang menunjukkan adanya proses transisi.
Selain itu, banyak responden yang menyatakan perlunya edukasi berkelanjutan tentang pengelolaan keuangan pribadi, seperti seminar finansial, program tabungan, dan pelatihan. Kebutuhan akan edukasi finansial yang diinginkan oleh sebagian besar responden menandakan adanya kesadaran bahwa pengelolaan keuangan yang efektif memerlukan pengetahuan dan strategi yang memadai. Ini dapat mencakup pendidikan tentang tabungan, investasi, dan pengendalian pengeluaran. Inisiatif pelatihan semacam ini dapat membantu Gen Z untuk lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan serta mengurangi risiko kesalahan pengelolaan keuangan di usia muda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Training Needs Analysis (TNA) pada Generasi Z di Kabupaten Magetan menunjukkan bahwa pendidikan, karier, dan manajemen keuangan menjadi aspek esensial dalam kehidupan mereka. Pendidikan dianggap sebagai investasi jangka panjang yang penting untuk membentuk karakter dan mengembangkan keterampilan baik soft skill maupun hard skill, namun terbatasnya akses pendidikan tinggi menjadi kendala bagi mereka. Sebanyak 62,7% responden hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA, sehingga membutuhkan program pendukung berupa beasiswa, pelatihan keterampilan, dan kolaborasi eksternal untuk membantu mereka melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Dalam hal karier, sebanyak 74,5% responden menganggapnya penting untuk stabilitas ekonomi dan pengembangan diri, dan menilai bahwa pendidikan serta pengalaman organisasi penting untuk menghadapi dunia kerja. Terkait manajemen keuangan, 72,5% responden sudah memiliki kesadaran akan prioritas pengeluaran dan berupaya mandiri secara finansial meski sebagian masih bergantung pada dukungan orang tua. Hasil TNA ini menggarisbawahi perlunya program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan profesional, keterampilan dunia kerja, serta manajemen keuangan bagi Gen Z di Magetan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil Training Analysis Needs (TNA) yang telah dilakukan, perlu adanya rekomendasi program kegiatan yang selaras dengan kondisi dan keadaan yang dinyatakan oleh para responden pelajar di Kabupaten Magetan. Oleh sebab itu, penulis merekomendasikan sebuah program dengan nama “Smart Move”. Kegiatan pelatihan ini mengambil makna “Langkah Cerdas”, yang mengacu pada pandangan responden terhadap pentingnya korelasi antara pendidikan dan organisasi yang menunjang karir masa depan. Sehingga dalam forum pelatihan ini akan difokuskan terhadap beberapa aspek yang dirasa krusial seperti edukasi pandangan karir dan pembekalan skill dalam menyongsong persaingan dunia kerja.
Penulis: Irrandy Andhana Nuriza RTL LATIN II PW IPNU JAWA TIMUR




0 Komentar